Thursday, October 25, 2018

Sumber Gambar : libertysites.wordpress.com/


Amandemen UUD 1945


Amandemen adalah penambahan atau perubahan pada sebuah konstitusi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari naskah aslinya.

  1. Kesepakatan dasar dalam mengamandemen UUD 1945
    1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945.
    2. Tetap mempertahankan bentuk nyata Negara Kesatuan Republik Indonesia.
    3. Tetap mempertahankan sistem presidensial.
    4. Penjelasan UUD 1945 yang bersifat normatif dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
    5. Perubahan dilakukan secara "addendum"

  2. Tujuan amandemen UUD 1945
    1. Memenuhi tuntutan-tuntutan reformasi.
    2. Untuk merevisi ulang UUD 1945.
    3. Agar isi UUD 1945 lebih jelas setelah diamandemen.

  3. Perbaikan dan perubahan (amandemen UUD 1945) yang dimaksud adalah:
    1. Adanya pembatasan-pembatasan atas kekuasaan Presiden di Indonesia.
    2. Memperkuat dan menegaskan kembali peran kekuasaan legislatif di Indonesia.
    3. Mencantumkan Hak Asasi Manusia Indonesia.
    4. Menegaskan kembali hak dan kewajiban negara ataupun warga negara.
    5. Otonomi daerah dan hak­hak rakyat di daerah.
    6. Perbaruan lembaga-lembaga negara sehingga tidak ada lagi istilah lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara.

  4. Tahap-tahap amandemen UUD 1945
    1. Tahap pertama
      • Diputuskan dalam Sidang MPR pada 19 Oktober 1999.
      • Menyangkut 5 persoalan pokok:
        • Perubahan tentang lembaga pemegang kekuasaan membuat undang-undang.
        • Perubahan masa jabatan presiden.
        • Perubahan tentang hak prerogatif presiden.
        • Perubahan tentang fungsi menteri.
        • Perubahan redaksional.
      • 9 pasal yang diamandemen adalah: Pasal 5,7,9, 13, 14, 15, 17, 20, dan 21.

    2. Tahap kedua
      • Diputuskan dalam Sidang MPR pada 18 Agustus 2000.
      • Menyangkut 9 persoalan pengaturan mengenai:
        • Wilayah negara.
        • Hak-hak asasi manusia.
        • DPR.
        • Pemerintahan Daerah.
        • Pertahanan dan keamanan.
        • Lambang negara.
        • Lagu kebangsaan.
      • 5 bab dan 25 pasal yang diamandemen adalah:
        • Bab IXA, X, XA, XII, dan XV.
        • Pasal 18, 18A, 18B, 19, 20, 20A, 22A, 22B, 25E, 26, 27, 28A, 28B, 28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 281, 28J, 30, 36B, 36C, dan 36A.

    3. Tahap ketiga
      • Diputuskan dalam Sidang MPR pada 9 November 2001.
      • Berkenaan dengan 16 persoalan pokok, meliputi:
        • Kedaulatan rakyat.
        • Tugas MPR.
        • Syarat-syarat Presiden dan Wakil Presiden.
        • Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.
        • Pemberhentian Presiden.
        • Presiden berhalangan tetap.
        • Kekosongan Wakil Presiden.
        • Perjanjian internasional.
        • Kementerian negara.
        • Pemilihan umum.
        • APBN, pajak, dan keuangan negara.
        • Komisi Yudisial.
        • Mahkamah Konstitusi.
      • 3 bab dan 22 pasal yang diamandemen adalah:
        • Bab VIIA, VIIB, dan VIIIA.
        • Pasal 1, 3, 6, 6A, 7A, 78, 7C, 8, 11, 17, 22C, 22D, 22E, 23, 23A, 23C, 23E, 23F, 23G, 24, 24A, 24B, dan 24C.

    4. Tahap keempat
      • Diputuskan dalam Sidang MPR pada 10 Agustus 2002.
      • Berkenaan dengan 12 persoalan sebagai berikut.
        • Komposisi keanggotaan MPR.
        • Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
        • Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat menjalankan kewajiban dalam masa jabatan secara bersamaan.
        • Dewan Pertimbangan yang bertugas memberi nasihat Presiden.
        • Mata uang.
        • Bank sentral.
        • Badan-badan lain dalam kekuasaan kehakiman.
        • Pendidikan.
        • Kebudayaan.
      • 2 bab dan 13 pasal yang diamandemen adalah:
        • Bab XIII, dan XIV.
        • Pasal 2, 6A, 8, 11, 16, 23B, 23O, 24, 31, 32, 33, 34, dan 37.


Rangkuman setelah 4 kali amandemen UUD 1945

  • Sebanyak 25 butir tidak diubah.
  • 46 butir diubah atau ditambah dengan ketentuan lainnya.
  • Secara keseluruhan, saat ini berjumlah 199 butir ketentuan, 174 ketentuan baru.
Sumber : belajarbro.id

Tuesday, October 23, 2018

Arti dan Makna dari Butir-butir Pancasila

Sumber Gambar : Wikipedia

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

  • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

  • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

  • Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
  • Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  • Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Dari pembahasan diatas tentang butir-butir pancasila, bahwa menanamkan nilai pancasila itu sangat penting supaya kita terus berpedoman dalam menjalankan tugas kita sebagai pelajar yang akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia. Setelah kita tahu tentang butir-butir pancasila, kita harus lebih menjunjung tinggi nilai yang terkandung dalam setiap butir pancasila.

Sumber : www.sastrawan.web.id